Cari Blog Ini

Sabtu, 04 Februari 2012

Gaji Pertamaku ini ...

“Bu, malam ini makan diluar yuk.. Ibu lagi pengen makan apa ?” tanyaku saat sore itu pada ibuku yang sedang asyik nonton TV.

“Loh, kok tumben mbak ? Nggak usah, kita makan dirumah aja”

“Hari ini aku gajian Bu, pengen neraktir Ibu makan diluar.. Mau ya ? Sekali-sekali lahh..”

“Ibu pengen makan dirumah makan depan pom bensin tanjung laut itu loh mbak, kayakx enak disana.”

“Oke, nanti malam kita kesana..”

Begitu percakapanku sore itu dengan Ibu. Kebetulan hari itu aku mendapat gaji pertamaku bekerja, hasil keringat dan kerja kerasku sendiri. Aku ingin sekali membelikan Ibu dengan menggunakan hasil jerih payahku. Malam itu aku sudah berdandan rapi, begitupun Ibu. Segera ku starter motorku lalu membonceng Ibu menuju rumah makan. Saat itu aku menawarkan Ibu agar memesan apa saja makanan yang beliau suka, saat melihatnya aku tersenyum, begitu banyak menu yang ingin Ibu makan malam itu dan aku berjanji untuk membayar semuanya.

Makanan telah dihidangkan diatas meja, lalu kita memulai makan dengan lahapnya. Tak berapa lama aku mendengar suara tangis kecil, saat aku menoleh ternyata itu adalah suara tangisan Ibu yang ditahan. Lalu aku bertanya dengan sangat hati-hati.

“Ibu kenapa nangis ? Makanannya nggak enak kah atau apa ?”

“Ibu inget bapakmu mbak, dulu jarang sekali Ibu sama bapakmu makan enak kayak gini.. Bapak banting tulang, kerja keras untuk kelima anaknya. Nggak pernah kepikiran dalam hatinya mau makan enak kayak gini mbak..” Ibu tersedu-sedu menahan airmata dan tangisnya. Lalu kuhapus airmata yang sempat menetes dari ujung matanya. Aku menangis, aku terharu banget.disaat seperti ini seharusnya aku menenangkan Ibu, tapi aku malah ikut menangis, aku nggak kuat melihat airmata itu ya Allah..

“Sekarang anak-anaknya sudah sukses, punya kerjaan semua. Pas kita makan enak, bapakmu nggak ikut ngerasain..” Ibu terus saja mengeluarkan kata-kata yang membuat aku semakin tak bisa membendung tangisku.

Kukuasai diriku, kemudian kupeluk Ibu. Tak peduli orang yang melihat kita. Kuhapus airmata diwajahnya yang sudah mulai keriput tapi masih terlihat guratan ketegaran disana. Lalu aku menyuruh Ibu untuk melanjutkan makan.

Jika aku boleh berteriak, akan kuluapkan segala rasa di dadaku yang membuncah. Jujur aku menyesal !! Aku menyesal sekali ya Allah, maafkan aku pak, dulu saat bapak masih hidup aku belum sempat membahagiakanmu, aku belum sempat mengizinkanmu untuk mencicipi sedikit dari hasil keringatku sendiri. Aku hanya bisa menyusahkanmu, aku yang menuntutmu untuk berjuang, bekerja keras agar aku bisa sekolah. Menjadi anak kebanggaanmu, menjadi anak yang suatu saat membuatmu berkata, “BAPAK BANGGA MELIHAT KEBERHASILANMU”. Tapi takdir berkata lain, 01 November 2009 lalu, kau telah dipanggil oleh yang Maha Kuasa. Sebelum aku menunjukkan predikat LULUS dengan nilai yang terbaik padamu. Maafkan aku pak, saat ini aku bersama Ibu sedang menikmati makanan ini tanpa Bapak. Lihatlah, Ibu sangat sedih malam ini, mengingatmu, merindukan hadirmu disini. Begitu juga aku pak, lihatlah airmata yang membanjiri seluruh aliran darahku, kau tau betapa sakitnya kehilanganmu.sekarang aku sudah bisa mencari uang sendiri, aku berjanji akan membahagiakan Ibu bersama mas dan mbak.

Biarlah kusimpan, sampai nanti aku.. yang ada disana.. tenanglah dirimu dalam kedamaian , ingatlah pintaku, kau tak terlihat lagi.. namun cintamu ABADI :”)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

buku tamu


ShoutMix chat widget

Followers

 

design by indam thanks to salsabeela
original from bontang, indonesia